Mengungkap Biaya Hidup dan Studi S1 di Singapura: Kisah Dymasius Yusuf Sitepu

Mengungkap Biaya Hidup dan Studi S1 di Singapura: Kisah Dymasius Yusuf Sitepu

Tumbuh di pinggir rel kereta api dan membantu keluarganya berjualan sejak kecil, Dymasius Yusuf Sitepu tidak pernah surut semangat untuk menimba ilmu hingga ke luar negeri. Berbekal tekad kuat, ia berhasil menembus dunia pendidikan di Singapura, salah satu negara dengan sistem pendidikan dan kualitas hidup modern terbaik di Asia.

Perjuangan Menjadi Mahasiswa NUS

Untuk dapat diterima di National University of Singapore (NUS), salah satu universitas terbaik di dunia, Dymasius harus menghadapi persaingan yang sangat ketat. Ia menghabiskan hampir dua tahun menjalani persiapan intensif, mengikuti pelajaran nasional sambil mendalami kurikulum Cambridge A-Level.

“Selama dua tahun persiapan, rasanya seperti hidup saya hanya untuk belajar, tapi saya tahu ini adalah tiket untuk menimba ilmu di kampus terbaik,” kenangnya.

Setelah diterima di program Engineering Science NUS, Dymasius memilih spesialisasi Computational Engineering Science di tahun ketiganya. Perjalanan pendidikannya kemudian berlanjut ke jenjang magister di bidang Financial Technology di Nanyang Technological University (NTU).

Realitas Biaya Hidup di Negeri Singa

Selama tinggal di Singapura, Dymasius merasakan langsung tingginya biaya hidup di negara tersebut. Ia menjelaskan bahwa sewa kamar di asrama atau apartemen biasanya melebihi 1.000 dolar Singapura per bulan, sementara harga kebutuhan pokok dan ongkos transportasi juga cukup tinggi.

Sebagai gambaran:

  • Harga makan di hawker centre: 3–8 SGD per porsi
  • Transportasi umum (MRT & bus): 50–150 SGD per bulan
  • Biaya listrik, air, dan internet: 200–400 SGD per bulan

Jika dikalkulasikan, pengeluaran bulanan mahasiswa rata-rata berada di kisaran 1.500–2.500 SGD, tergantung gaya hidup masing-masing.

“Gaji memang relatif lebih besar di Singapura, namun pengeluaran juga besar. Persaingan kerja semakin ketat karena perusahaan mencari kandidat dengan kemampuan spesifik dan pengalaman,” jelasnya.

Bantuan Keuangan untuk Mahasiswa NUS

Untuk meringankan beban biaya kuliah dan hidup, mahasiswa NUS — termasuk mahasiswa internasional seperti Dymasius — dapat memanfaatkan beberapa skema bantuan keuangan, antara lain:

  • Tuition Grant – subsidi biaya kuliah dari pemerintah Singapura yang mengurangi total biaya secara signifikan. Mahasiswa penerima biasanya diwajibkan bekerja di Singapura selama beberapa tahun setelah lulus.
  • Bursary – hibah bagi mahasiswa dengan kebutuhan finansial, tanpa kewajiban pengembalian.
  • Tuition Fee Loan – pinjaman untuk menutupi sebagian besar biaya kuliah yang baru harus dibayar setelah mahasiswa lulus dan bekerja.
  • Student Assistance Loan / Study Loan – pinjaman tambahan untuk biaya hidup dan kuliah, dengan persyaratan ringan dan pelunasan setelah lulus.

Selain itu, mahasiswa juga dapat bekerja paruh waktu serta mengajukan berbagai beasiswa prestasi maupun bantuan keuangan lainnya yang tersedia di NUS.

Berbagi Tips dan Cerita Lewat GetKampus

Pengalaman ini tidak hanya disimpan sendiri oleh Dymasius. Melalui kanal YouTube miliknya, GetKampus, ia aktif membagikan cerita, kisah nyata, dan tips untuk generasi muda Indonesia yang bercita-cita kuliah di luar negeri, khususnya di Singapura.

“Saya ingin berbagi agar semakin banyak anak muda Indonesia yang berani bermimpi besar dan siap menghadapi tantangan global,” ujarnya.

Dymasius menutup kisahnya dengan pesan inspiratif:

“Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan memajukan Indonesia?”

Sebuah ajakan bagi generasi muda untuk terus berjuang, belajar, dan berkontribusi membawa manfaat bagi Tanah Air.

penulis (author): Dymasius Yusuf Sitepu

contact me at: dymasius21@gmail.com

Comments

Anda bisa menghubungi saya lewat email di sini:

Name

Email *

Message *